1. TUYUL
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb.). Tetapi didalam kepercayaan agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi) Tuyul adalah makhluk halus dari golongan Jin. Didalam Islam Tuyul di kategorikan golongan jin dari jenis Ifrit.
2. GENDEREWO
Genderuwa (dalam pengucapan Bahasa Jawa: "Genderuwo") adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang Jawa umumnya menyebutnya "gendruwo".
Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembap sepi dan gelap. Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Genderuwa dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung dengan manusia. Berbagai legenda menyebutkan bahwa genderuwa dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seorang manusia untuk menggoda sesama manusia.
Genderuwa dipercaya sebagai sosok makhluk yang iseng dan cabul, karena kegemarannya menggoda manusia terutama kaum perempuan dan anak-anak. Genderuwa kadang senang menepuk pantat perempuan, mengelus tubuh perempuan ketika sedang tidur, bahkan sampai memindahkan pakaian dalam perempuan ke orang lain.
Menurut legenda, genderuwa memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar mau bersetubuh dengannya. Kemampuan hubungan seks genderuwa juga diyakini amat luar biasa, sehingga wanita-wanita korban pencabulannya seringkali merasakan puas dan nikmat yang luar biasa apabila berhubungan badan dengan genderuwa.
3. BUTO IJO
Buto Ijo digambarkan sebagai sosok yang tinggi besar seperti raksasa dengan tubuh yang warna hijau. Kehadirannya selalu disertai dengan aroma busuk yang sangat menyengat seperti lumpur pembuangan limbah.
Dalam sejumlah cerita rakyat, Buto Ijo selalu diceritakan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab ketika terjadi gerhana bulan. Buto Ijo dianggap sedang menelan bulan sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis.
Nakhluk halus seperti Buto Ijo ini biasanya dimintai bantuan oleh dukun atau paranormal untuk mempercepat mendatangkan uang dan kekayaan materi lebat.
4. POCONG
Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah "rata" dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk "protes" dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup. Meskipun di film-film pocong sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:
Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.
5. KUNTILANAK
Umumnya, kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih. Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik dengan punggung berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan Kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi.
Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.
Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut Sundel Bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").
0 comments :
Posting Komentar